MasjidAljabbar.com — Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berencana untuk membatasi kunjungan ke Masjid Raya Al Jabbar.
Menurut Kang Emil –sapaan akrabnya– pembatasan itu dilakukan untuk meminimalisir sekaligus memetakan persoalan yang timbul akibat tingginya animo masyarakat.
“Kalau pembatasan iya, kalau menutup saya kira tidak bijak dalam pandangan saya. Kita sesuaikan saja,” kata Emil yang juga menjabat Ketua DKM Masjid Raya Al Jabbar ex officio, Senin (6/3/2023).
Salah satu yang perlu diantisipasi yakni melonjaknya kunjungan selama Ramadhan. Emil memerintahkan jajarannya untuk segera menyelesaikan persoalan seperti menjamurnya pedagang kaki lima, kemacetan lalu lintas, dan urusan kebersihan.
“Tadi sudah dievaluasi per Ramadhan tinggal sebulan lagi, itu urusan harus sudah lebih sempurna. Penataan PKL-nya, apa namanya kemudian lalu lintas kebersihan dan lain-lain,” ungkapnya.
Emil berpendapat tingginya animo warga di Masjid Al Jabbar lebih baik daripada sepi kunjungan. Tugas pengelola, kata Emil, tinggal menyelesaikan dinamika yang terjadi.
“Bagi saya masjid itu yang penting ramai dulu bahwa dalam keramaian ada dinamika kita beresin satu-satu, daripada udah bikin masjid besar tapi sepi itu lebih menyedihkan menurut saya, lebih baik ramai seperti sekarang,” paparnya.
Melihat masih banyaknya dinamika yang terjadi, Emil mengaku masih mencari waktu yang tepat untuk meresmikan Museum Nabi Masjid Al Jabbar.
“Saya monitor ‘kan tiap hari, tiap weekend ramai dan kita mengkaji kapan pembukaan. Namanya antara museum atau galeri sedang kita pikir karena masing-masing ada konsekuensi bahasa dan hukum. Kita belum yakin kalau Februari (dibuk) kira-kira di bulan Ramadan, termasuk harganya berapa dan lainnya,” jelas Emil. (Kompas)