Indonesia Disaster Adaptive (IDA) Camp “Kemah Adaptasi Bencana” resmi dibuka di Masjid Raya Al Jabbar, Selasa (11/4/2023). Kegiatan ini dilakukan guna mempersiapkan masyarakat agar bisa beradaptasi hidup dengan bencana bisa dilakukan dengan memberikan pelatihan kepada masyarakat salah satunya kepada pemuda.
Menurut UU No. 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan Pasal 1 ayat 2, kepemudaan adalah berbagai hal yang berkaitan dengan potensi, tanggung jawab, hak, karakter, kapasitas, aktualisasi diri, dan cita-cita pemuda.
IDA Camp atau Kemah Adaptasi Bencana adalah sebuah kegiatan untuk memfasilitasi pembangunan kepemudaan dengan memberikan pelatihan kepada pemuda nusantara agar bisa beradaptasi dengan bencana, mengantisipasi ketika ada bencana, kemudian bisa melakukan recovery pasca bencana terjadi.
Kemah Adaptasi Bencana atau IDA Camp #3 di Masjid Raya Al Jabbar kali ini rencananya diikuti oleh 627 pemuda remaja yang berprofesi sebagai marbot masjid agung se-Jawa Barat.
Di sini, para marbot akan diberikan materi tentang Penyadaran Pemuda untuk memahami dan menyikapi perubahan lingkungan dalam hal ini tentang kebencanaan.
Pengalaman sejarah bencana di Indonesia, masjid-masjid selalu menjadi salah satu tujuan utama para penyintas bencana bernaung dan berkumpul.
Nantinya para peserta diharapkan dapat menjadi pelopor untuk membangkitkan potensi dan peran aktif pemuda beradaptasi bencana di lingkungannya melalui masjid.
Tugas marbot adalah untuk memakmurkan masjid salah satunya dengan perjuangan kaderisasi pemuda agar bisa berperan sebagai muwahhid, mujahhid, musaddid, muaddib, serta mujaddid dalam menghadapi kebencanaan.
Selain marbot, 373 pesantren se-Jawa Barat juga akan mengirimkan perwakilan santrinya untuk ikut berpartisipasi dalam IDA Camp, untuk kemudian mentransfer ilmu yang sudah didapatkan kepada pemuda santri di pesantren masing-masing.
Dengan mengikuti IDA Camp, diharapkan para pemuda remaja masjid baik itu marbot maupun santri pewaris Budaya Nuswantara, bisa mewujudkan Indonesia Adaptasi Bencana dengan paripurna.