Ujian dari Yang Maha Menghidupkan dan Mematikan
تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu (QS. Al-Mulk [67]: 1).
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (QS. Al-Mulk [67]: 2).
Mahasuci Allah Pemiliki Kerajaan langit, bumi serta seluruh isinya. Maha Suci Allah Pemilik Kerajaan Akhirat. Allah Yang Maha mengetahui seluk-beluk dunia dan akhirat. Dijadikan-Nya alam dunia untuk ujian kelulusan menjadi manusia. Diciptakan-Nya dunia sebagai ujian antara menjadi hamba Allah atau hamba dunia. Dijadikan-Nya dunia sebagai media laku kehidupan yang menjadikan manusia makhluk terbaik atau menjadi makhluk paling buruk di muka bumi.
Guna mengantarkan manusia supaya menjadi makhluk terbaik, selain dibekali akal juga diberikan anugerah terindah berupa tuntunan-Nya dari zaman ke zaman dalam bentuk dikirimkan-Nya para nabi dan rasul-Nya yang disertai dengan kitab-kitab-Nya yang mengajarkan kebenaran dalam bertauhid, beribadah dan berakhlak. Tuntunan menuju keselamatan di hadapan Allah baik untuk keperluan di dunia maupun (baca: dan apalagi) di akhirat.
Banyak cobaan sejatinya di saat yang sama juga banyak media yang Allah berikan untuk meningkatkan kualitas derajat kemanusiaan. Derajat tidak akan naik tanpa adanya ujian. Ambil contoh sederhana, sepak bola yang hanya sebentuk permainan olah raga, supaya menjadi pesepak bola yang andal latihannya harus serius, disiplin tinggi dan pastinya menuruti arahan sang pelatih, mulai dari A hingga Z-nya harus sesuai pelatih. Jika tidak latihan dengan serius, mana bisa menjadi pesepakbola yang berkualitas.
Menjadi manusia yang berprediket hamba Allah bukan hamba dunia, sudah tentu memerlukan ketaatan dari Yang Maha Menciptakan dunia. Ketaatan total dalam melaksanakan instruksi dari Yang Maha Menghidupkan dan Yang Maha Mematikan.
Dalam bahasa Islam, halal dan haram harus dijaga. Jangan sampai menjadikan yang haram alias terlarang dalam ucapan dan perbuatan dijadikan kebiasaan. Yang halal harus kita halalkan. Yang haram harus kita haramkan. Jangan sampai terbalik.
Sejatinya, semakin banyak ujian akan bertambah tinggi derajat kemanusiaan di hadapan Allah Swt.
Allah Yang Menghidupkan dan Mematikan Itulah Tuhan Yang Sebenarnya
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ ۚ وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ۖ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّىٰ وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَىٰ أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا ۚ وَتَرَى الْأَرْضَ هَامِدَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَأَنْبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah (QS. Al-Hajj [22]: 5).
ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّهُ يُحْيِي الْمَوْتَىٰ وَأَنَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang haq dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (QS. Al-Hajj [22]: 6).
Al-Hajj [22]: 5, melengkapi sekian ayat yang menjelaskan proses kejadian manusia, yang Allah hidupkan setelah ketiadaannya dan nanti akan Allah matikan setelah hidunya dan kembali Allah hidupkan atau bangkitkan setelah kematiannya. Demikian pula bumi yang mati, Allah hidupkan dengan turunnya air hujan. Tanaman tumbuh dengan baik karena siraman air hujan.
Deretan proses kejadian manusia itu Allah tampakkan dalam beberapa ayat untuk supaya manusia menyadari siapa dirinya dan siapa Tuhan yang sesungguhnya. Silakan tanyakan kepada para ahli ilmu pengetahuan dan teknologi modern, benar apa salah apa yang termuat dalam QS. Al-Hajj [22]: 5 tentang proses kejadian manusia.
Dan kebanaran Al-Quran itu tidak bisa dibantah. Benar, benar dan benar. Kalau Al-Quran ciptaan Muhammad, niscaya Muhammad tidak akan pernah dapat menjangkau tentang hal itu. Yang demikian itu kebenaran wahyu. Muhammad hanya ditugasi untuk menyampaikan saja kepada seluruh umat manusia.
Allah Tuhan Yang Sebenarnya. Dialah Pemilik Kebenaran Hakiki. Pemberi Kabar yang sebenar-benarnya. Selain Allah tidak ada yang mampu menghidupkan dan mematikan. Selain Allah, tidak ada yang memahami perkara-perkara akhirat.
Hanya kepada Allah tempat kembali. Selain Allah (harta benda, pangkat jabatan) bukan tempat kembali. Tetapi sebatas alat bantu untuk mempersiapkan diri menuju pulang ke akhirat yang sudah pasti. Hanya Allah yang harus kita nomor satukan. Selain Allah akan kita tinggalkan dan meninggalkan. Mengejar sesuatu yang tidak diridhai Allah, sama artinya dengan mengejar sesuatu yang semu, palsu dan penuh kesementaraan.