“Janganlah kalian saling dengki, jangan saling menipu, jangan saling marah, dan jangan saling memutuskan hubungan. Dan janganlah kalian menjual sesuatu yang telah dijual kepada orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya, (dia) tidak menzaliminya dan mengabaikannya, tidak mendustakannya dan tidak menghinanya. Takwa itu di sini (seraya menunjuk dadanya sebanyak tiga kali). Cukuplah seorang muslim dikatakan buruk jika dia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim yang lain; haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.” (HR Muslim).
“Orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang paling keras penentangnya (keras kepala) dan pandai bersilat lidah (berdebat)’.” (HR Bukhari dan Muslim).
“Apabila ada orang yang mencaci-maki kamu tentang apa yang dia ketahui pada dirimu, janganlah kamu mencaci-maki dia tentang apa yang kamu ketahui pada dirinya, karena pahalanya untuk kamu dan kecelakaan untuk dia.” (HR Dailami)
“Barangsiapa yang berjalan menuntut ilmu, maka Allah mudahkan jalannya menuju Surga. Sesungguhnya Malaikat akan meletakkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha dengan apa yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya seorang yang mengajarkan kebaikan akan dimohonkan ampun oleh makhluk yang ada di langit maupun di bumi hingga ikan yang berada di air…” (HR Ahmad dll. dari Abu Darda’ r.a.)
“Hai Ali, bergembiralah! Sesungguhnya sedih memikirkan keluarga merupakan tabir dari api neraka. Sedih memikirkan ketaatan kepada Allah adalah keselamatan dari siksa. Sedangkan sedih memikirkan akibat perbuatan itu merupakan jihad, sedangkan berjihad lebih utama dari pada ibadah 60 tahun. Sedih memikirkan tindakan malaikat pencabut nyawa adalah pelebur semua dosa”. (HR Muttafaq ‘Alaih).
“Takutlah engkau kepada neraka, sekalipun dengan jalan bersedekah dengan potongan kurma, maka barangsiapa tidak dapat menemukan itu, maka hendaklah besedekah dengan mengucapkan perkataan (ucapan/komentar/status) yang baik.” (HR. Muttafaq ‘alaih)
“Pada hari kiamat Allah Ta’ala akan menanyakan empat hal kepada setiap manusia: 1. Umurnya, untuk apa selama hidupnya dihabiskan; 2. Waktu mudanya, digunakan untuk apa saja; 3. Hartanya, dari mana (bagaimana) dia mendapatkan dan untuk apa saja dihabiskannya; 4. Ilmunya, apakah diamalkan atau tidak.” (Hadist Hasan, HR. Tirmidzi).
“Barangsiapa mendatangi tukang ramal (dukun/paranormal), lalu menanyakan kepadanya tentang sesuatu, lalu ia membenarkannya (mempercayainya), maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh malam” (HR. Muslim).
“Barangsiapa yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenteraman turun atas mereka, rahmat meliputi mereka, malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyanjung mereka di tengah para Malaikat yang berada di sisi-Nya. (HR. Muslim, Ahmad, Tirmidzi, dll. dari Abu Hurairah r.a.)
“Sesungguhnya Allah Ta’ala senang melihat hamba-Nya bersusah-payah (lelah) dalam mencari rezeki yang halal.” (HR. Ad-Dailami).
”Bukanlah orang yang terbaik di antara kalian orang yang rajin beribadah mencari pahala akhirat dengan meninggalkan aktivitas bekerja untuk kepentingan kehidupan dunia, dan bukan pula orang yang terbaik di antara kalian orang yang rajin bekerja dengan meninggalkan aktivitas ibadah. Orang yang terbaik di antara kalian adalah yang melaksanakan keduanya: rajin bekerja dan rajin pula beribadah. Sebab kekayaan dapat dijadikan sarana meraih kebahagiaan akhirat. Karenanya, janganlah kalian menjadi manusia pemalas.” (HR. Ibnu Asakir dari Anas).
”Barangsiapa menginfakkan harta untuk diri sendiri dengan maksud untuk menjaga kehormatan diri, maka hal itu adalah termasuk amal sedekah. Dan barangsiapa menginfakkan hartanya untuk kepentingan anak, istri, dan keluarga yang menjadi tanggungannya, maka hal itu adalah termasuk amal sedekah.” (HR Ahmad dari Abu Umamah Al-Bahili).