Musibah adalah kejadian (peristiwa) menyedihkan yang menimpa; malapetaka; bencana (KBBI). Bencana alam dan derita akibat perang termasuk musibah. Dalam pandangan Islam, musibah adalah ketentuan sekaligus kendak Allah Swt.
Bagi orang beriman, setiap musibah ada hikmahnya. Musibah adalah ujian keimanan, meningkatkan derajat, peringatan, ladang amal, dan agar kita kian dekat dengan Allah Swt.
Dalam Al-Qurán dijelaskan, musibah adalah ujian keimanan.
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ . وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan mengatakan “Kami beriman”, dan mereka tidak diuji?” Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti akan mengetahui orang-orang yang benar (dengan keimanannya) dan orang-orang yang berdusta.” (QS Al-Ankabut: 1-3)
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ
“Dan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar di antara kamu, dan akan Kami uji perihal kamu.” (QS. Muhammad : 31)
Musibah juga untuk meningkatkan derajat keimanan. Semakin tinggi derajat seseorang di mata Allah Swt, maka semakin berat juga ujian yang akan menimpanya. Sahabat Nabi, Sa’ad bin Waqqash, pernah bertanya mengenai orang yang paling berat cobaannya. Rasulullah Saw bersabda:
(إنّ أشدّ النَّاس بَلاءً في الدُّنْيا الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الصَّالحُوْنَ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ (رواه الطبراني
“Orang yang paling pedih cobaannya di dunia adlaah para Nabi. Kemudian orang-orang shalih, kemudian orang-orang yang derajatnya dekat dengan mereka” (HR Ath-Thabrani)
Ujian yang diberikan oleh Allah kepada hambanya yang shaleh bukan bertujuan untuk menghinakannya, melainkan untuk menaikkan derajatnya. Dalam Hadis riwayat al-Bukhari dan Mulim, Nabi Saw bersabda “Tidaklah seorang muslim terkena duri, atau lebih dari itu, kecuali Allah mengangkat baginya satu derajat dan menghapuskan darinya satu dosa”
Sebab lain diturunkannya suatu musibah adalah sebagai teguran atau peringatan. Dalam Hadis riwayat Ibnu Hibban dari Ubadah bin al-Shamit, Rasulullah Saw bersabda:
“Tidak ada seorangpun dari kalian melanggar ketentuan (agama) kemudian disegerakan siksaannya (sebagai hukuman), kecuali siksa itu menjadi kafarah (penebus dosa). Dan siapa yang siksanya diakhirkan, maka urusannya dikembalikan kepada Allah Swt. Jika Allah Swt menghendaki, Dia merahmatinya (mengampuni kesalahannya). Dan jika Dia menghendaki, Dia akan menyiksanya.”
Video Ceramah Alasan Allah Timpakan Musibah