MasjidAljabbar.com — Big data di Internet membuat orang dengan mudah mencari informasi apa saja di Google, termasuk informasi tentang agama Islam. Bagaimana belajar Islam dari “Syeikh Google” di Internet?
Sumber ajaran Islam adalah Al-Qura’n dan hadits? Ada juga Ijma’ Ulama. Banyak situs web menyediakan mushaf Al-Quran beserta terjemahan dan tafsirnya, juga hadits dan kumpulan fatwa ulama. Pilihlah laman web yang jelas pemilik dan pengelolanya.
Laman berisi Al-Qur’an dan terjemahanya misalnya di situs web Kerajaan Arab Saudi: Quran KSU.
Dengan cara itu, Anda tidak hanya akan meningkatkan pengetahuan Anda tentang Islam, tetapi juga, mungkin, praktik Islam Anda.
Nabi Muhammad Saw Anjurkan Pengikutnya untuk Bertanya
Beberapa orang mengatakan, dalam Islam Anda tidak boleh bertanya. Namun, realitas Islam adalah, Anda seharusnya tahu apa yang Anda lakukan dan mengapa. Ini mengandaikan Anda telah mengetahuinya.
Oleh karena itu, seseorang diharuskan untuk mengajukan pertanyaan. Muslim harus melakukan sesuatu dari pengetahuan (mengamalkan sesuatu berdasarkan ilmu) dan bukan dari mengikuti tanpa pengetahuan alias “taklid buta”.
Nabi Saw mendorong para pengikutnya untuk bertanya, tetapi tidak melampaui batas-batas tertentu. Islam itu rasional; itu harus masuk akal, dan diterima begitu pertanyaan telah dijawab. Dengan kata lain, ada batasan pertanyaan apa yang bisa diajukan dan kapan.
Begitu seseorang mengucapkan syahadat atau masuk Islam, dan menerima Allah Swt sebagai Tuhan Yang Maha Esa dan Muhammad Saw adalah nabi-Nya, maka menjadi mengikat baginya untuk menerima dan mematuhi perintah Allah Swt dalam syariat Islam.
Dengan kata lain, tidak ada argumen atau debat, atau ketidakjelasan tentang perintah. Karena itu, perintah dan larangan-Nya harus ditaati.
Jika perintah itu dipahami dan otentik maka, patuhi saja tanpa pertanyaan.
Allah Swt memberi tahu kita:
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu (justru) menyusahkan kamu. Jika kamu menanyakannya ketika Al-Qur’an sedang diturunkan, (niscaya) akan diterangkan kepadamu. Allah telah memaafkan (kamu) tentang hal itu.” (QS 5:101).
Jika Anda ingat alasan judul surah/bab kedua dalam Al-Qur’an adalah dari pertanyaan yang diajukan tentang seekor sapi betina. Dalam narasi ini, sapi dara berubah dari sapi mana pun menjadi sapi dara yang sangat spesifik. Ada hikmahnya untuk tidak bertanya ketika perintah dan keasliannya telah ditetapkan.
Apa alasan untuk mengajukan pertanyaan? Biasanya untuk menambah ilmu. Bahkan, umat Islam diberi tahu, Raihlah ilmu dari buaian sampai liang lahat.
Jadi, ini adalah proses yang tidak pernah berakhir. Ketika Nabi Saw menyebut ilmu yang ia maksud adalah ilmu yang bermanfaat, ilmu yang dapat digunakan untuk tujuan yang bermanfaat. Ini mengesampingkan sekadar mengajukan pertanyaan hanya untuk menguji pengetahuan orang tersebut, dll.
Pasti ada alasan untuk pertanyaan itu dan itu adalah, untuk menempatkan informasi yang diperoleh untuk tujuan praktis yang bermanfaat. Mengajukan pertanyaan hanya karena penasaran adalah latihan yang sia-sia; karena informasi yang diperoleh, kemungkinan besar, tidak dipraktikkan.
Sumber: About Islam
Jangan Tanya Google
Mau tahu tentang Islam? “Jangan tanya Google!” tulis Foxnews. Disebutkan, ketika mengetik “Islam adalah” di mesin mesin pencari Google, panel hasil otomatis Google menghilang secara misterius. Hal ini membuat beberapa orang menyimpulkan bahwa Google, yang mantranya adalah “jangan jahat”, menyensor hasil pencariannya.
Menurut situs Web Google, saran kueri yang muncul saat Anda mengetik, diambil dari pencarian yang telah Anda lakukan (jika Anda masuk/login), pencarian yang dilakukan oleh pengguna di seluruh dunia, situs dalam indeks pencarian, dan iklan di jaringan Google.
Perusahaan juga menjelaskan bahwa “Kami mencoba memfilter saran yang menyertakan istilah pornografi, kata-kata kotor, dan istilah kebencian dan kekerasan. Jika Anda menemukan istilah yang tidak boleh disarankan, beri tahu kami dengan memposting di Forum Bantuan Penelusuran Web Google .”
Mungkin hasil yang dikembalikan sangat tidak pantas sehingga semua hasil dimatikan begitu saja, sebuah opsi yang oleh beberapa pengguna Internet diberi label “pengecut”. Lagi pula, cari item-item hot-button seperti “scientology is” atau “Muhammad is” dan hasilnya bahkan lebih ofensif.
Seorang juru bicara Google menjelaskan, ketiadaan hasil yang aneh hanyalah masalah perangkat lunak: “Ini sebenarnya adalah bug dan kami sedang bekerja untuk memperbaikinya secepat mungkin.” Tetapi perusahaan tidak akan menanggapi permintaan klarifikasi.
Akibat wajar yang menarik: Google juga menawarkan saran pencarian untuk kueri masa depan. Tanyakan tentang “Islam akan” dan indeks Google memunculkan, antara lain, “Islam akan mendominasi dunia” dan “Islam akan menaklukkan.”
Catatan: Google hanya mengindeks konten yang dibuat pengguna internet atau kreator konten, mulai wartawan, pakar, blogger, hingga pengguna media sosial.
Belajar Islam di Masjid Al Jabbar
Belajar Islam atau mendalami ilmu agama Islam sangat bisa dilakukan di Masjid Al Jabbar. Setiap hari insya Allah selalu ada ulama, ustadz, atau penceramah di Masjid Raya Jawa Barat ini.
Ada ceramah ba’da Zhuhur dan ba’da Subuh tiap hari. Ada kajian atau pengajian tiap akhir pekan, misalnya Majelis Taklim. Insya Allah, para ulama atau ustadz yang ada di Masjid Al Jabbar dapat melayani konsultasi. Website ini juga insya Allah menghadirkan kajian atau artikel-artikel keislaman, misalnya tentang Asmaul Husna dan doa. Wallahu a’lam. (MRAJ)