Tingkatan Cinta Menurut Ustadz Maulana

Cinta adalah sebuah anugerah yang diberikan oleh Allah SWT yang berakar iman dan berujung pada ketakwaan. Cinta juga memiliki tingkatan, yaitu ada enam tingkatan cinta.

Demikian dikemukakan Ustadz Muhammad Nur Maulana alias Ustadz Maulana (da’i Islam Itu Indah Trans TV) dalam kajian istimewa di Masjid Raya Al Jabbar, Sabtu, 27 September 2025.

“Pertama, cinta biasa, yaitu cinta pada benda, pada harta, yang bisa membuat kecewa semua yang kita miliki akan meninggalkan kita dan hanya sesaat. Kedua, cinta simpati, Karena kagum, suka, contoh cinta kepada artis, cinta kepada idola. Ketiga, cinta empati, yaitu rasa kasihan, rasa sayang, rasa peduli. Contoh kepedulian kita ke Palestina,” jelasnya.

“Keempat, cinta rindu yaitu kepada suami, kepada istri, kepada anak, kepada orang yang sudah meninggal. Kelima, cinta kemesraan dan hanya boleh diberikan kepada Nabi Muhammad Saw. Dengan memberikan shalawat dan salam, Keenam, puncak cinta, yaitu cinta ketakwaan dan penyembahan, yaitu cinta yang hakikatnya diberikan hanya kepada Allah SWT. Iyyaaka na’budu wa iyyaka nasta’iin,” lanjutnya.

Menurut Ustadz Maulana, cinta pada benda, simpati, empati hakikatnya tidak kekal. Hanya cinta kemesraan pada Nabi Muhammad Saw, juga cinta penghambaan kepada Allah SWT, yang akan selalu kekal.

Ia mengatakan, cinta itu berkarakter kebaikan, menghadirkan kebaikan, dinamis, abadi selama-lamanya, dan harmonis.

“Cinta itu menumbuhkan kebaikan, menghadirkan kebaikan, juga dinamis, dan kebaikannya itu dimunculkan melalui kebiasaan,” ungkapnya.

Cinta itu memiliki tingkatan, yang pertama ada rasa cinta, yaitu dengan bersikap menerima, apa pun keadaannya. Yang kedua, yaitu kasih. Yang ketiga yaitu sayang.

“Terima mudanya, juga terima tuanya. Terima kayanya, terima juga miskinnya. Terima sehatnya, terima juga sakitnya,” jelasnya.

Ustadz Maulana uga mengajak ribuan jamaah yang hadir untuk mencintai Allah SWT sepenuhnya, menyampingkan cinta selainnya (secukupnya), karena cinta selain kepada-Nya hanya akan membuat kekecewaan.

“Semua itu akan pergi, tidak ada yang abadi. Orang akan mennigggalkan, ata ditinggal, begitu juga harta,” tegasnya.

Dikemukakan pula tahapan cinta kepada Allah SWT. Pertama, tunduk dan patuh, berserah diri kepada Allah, karena Allah hanya tempat kita berharap, manusia tidak ada harapan.

“Jadi bersandarnya kepada Allah, berserah diri (hanya) kepada Allah,” tegasnya.

Kedua, keyakinan kepada Allah SWT. Jangan meragukan Allah. Allah tidak akan meninggalkan kita. Segala sesuatu itu sudah diautur oleh Allah, jadi kita harus percaya, tidak boleh ragu.

Ketiga, ketaatan, dengan menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Keempat, yaitu keikhlasan, dengan berbuat tulus dan baik tanpa pamrih. Terakhir, yaitu istiqamah, selalu berada di jalan kebenaran yakni jalan Allah SWT. (Ibnu Arif/KPI UIN Bandung)

Video Kajian Istimewa Ustadz Maulana tentang Cinta

 

Posted in Berita, Kajian and tagged , , .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *