Memesrai Kematian

Allah Yang Menghidupkan dan Mematikan, Bersiaplah Kita akan Dikembalikan kepada-Nya

هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Dialah yang menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan (QS. Yunus [10]: 56).

Seruan Allah Swt yang sama juga dapat kita lihat dalam firman-firman Allah berikut:

  • Qaf [50]: 43
  • Al-Baqarah [2]: 28

Maha Suci Allah Yang Menghidupkan sesuatu yang telah mati dan mematikan sesuatu yang telah hidup. Hidup dan matinya makhluk, sangat bergantung kehendak Al-Khaliq. Kesadaran akan kembalinya kita kepada Yang Maha Kuasa sebegitu banyak bertebaran di dalam Al-Quran. Yang demikian ini bagian dari kasih sayang Allah kepada umat manusia.

Senang atau terpaksa, siap atau tidak, kita semua akan dipulangkan dari alam dunia ini menuju kampung akhirat, negeri kita yang sesungguhnya. Artinya, dunia sangat sementara, amat sebentar, tempat persinggahan saja dan sebatas mampir.

Namun pesona dunia begitu memukau. Seringkali melupakan akhirat. Indahnya dunia tidak  jarang membuat terlena. Nikmatnya dunia dengan segala pernak-pernik yang mengitari dunia, sedemikian membetot perhatian kita. Dan sepertinya manusia lalai akan kesementaraan hidup di alam dunia ini.

Harta benda dan anak-anak menjadi daya tarik tersendiri bagi manisnya dunia. Seringkali masyarakat memandang kehebatan itu terletak pada punya atau banyak anak serta harta benda. Ini bagian dari bunga-bunga dunia yang luar biasa menyedot perhatian umat manusia. Oleh karena ini, Allah Swt mengingatkan kepada kita dalam firma-Nya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. (Al-Munafiqun [63]: 9).

وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

See also  Ciri-Ciri Wali Allah

Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui (QS. Al-Ankabut [29]: 64).

Menyadari tipu daya dunia merupakan langkah bijak untuk senantiasa menempatkan dunia sebagai media, alat, perantara dalam menjalankan ibdah yang mahdhah maupun dalam katagori ghair mahdhah (muamalah-pergaulan sosial). Dunia sebagai wasilah bukan ghayah (tujuan).

Dunia mesti dipahami sebagai ladang untuk bercocok tanam amal saleh. Dunia untuk mengerjakan amal sebagus-bagusnya dan sebanyak-banyaknya.

Allah Yang Menghidupkan dan Mematikan, Maka Pahamilah

وَهُوَ الَّذِي يُحْيِي وَيُمِيتُ وَلَهُ اخْتِلَافُ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang (mengatur) pertukaran malam dan siang. Maka apakah kamu tidak memahaminya? (QS. Al-Mu’minun [23]: 80).

تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ ۖ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ ۖ وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)” (QS. Ali Imran [3]: 27).

Mahasuci Allah Yang Menghidupkan dan Mematikan. Kalau Allah berkehendak, gampang saja Allah membuat seluruh waktu menjadi malam seterusnya. Atau sebaliknya, Allah jadikan terus siang selamanya.

Planet-planet yang luar biasa, matahari, rembulan, bintang-bintang, udara, angin, awan, dan lainnya tunduk patuh menuruti apa yang Allah perintahkan. Allah ciptakan Adam dan Hawa guna memperoleh keturunan yang turun-menurun keturunan Adam dan Hawa dapat memakmurkan atau mengolah bumi. Allah ciptakan daratan dan juga lautan. Terbayang kalau isi dunia cuma daratan tanpa lautan.

Keteraturan mayapada yang teramat luas dan rumit tidak lain ada satu kekuatan yang Maha Dahsyat, yakni Sang Pencipta, Allah Swt. Hanya Sang Penciptalah yang dapat mengendalikan alam semesta.

See also  Jangan Lupakan Basmalah dan Hamdalah dalam Beraktivitas

Adanya mekanisme yang berlawanan atau tepatnya berpasang-pasangan justru melahirkan keserasian, keteraturan sekaligus keindahan tersendiri. Umpamanya ada siang untuk bekerja dan malam untuk istirahat.

Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya  (QS. Al-Qasas [28]: 73).

Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan (QS. An-Naba’ [78]: 10-11).

Maka, dalam proses pergantian waktu yang sebegitu serasi dan indah tidak lain semuanya dalam kendali Allah Swt, Yang Maha Menghidupkan dan Mematikan.

Bersyukur kepada Allah Yang Menghidupkan dan Mematikan

وَهُوَ الَّذِي أَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ۗ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَكَفُورٌ

Dan Dialah Allah yang telah menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu (lagi), sesungguhnya manusia itu, benar-benar sangat mengingkari nikmat (QS. Al-Hajj [22]: 66).

Sesuatu yang diciptakan pasti oleh penciptanya diharapkan akan memberikan manfaat yang besar bagi penciptanya. Tidak mungkin seseorang berkreativitas melahirkan karya tertentu tanpa berharap nilai manfaat yang dapat diambil.

Contoh, seorang petani mau bekerja keras mulai dari membajak sawah, menanami dengan biji-biji pilihan yang ada, menyirami, melindungi tanaman dari hama, memberikan pupuk dan akhirnya berharap dari olah kreativitasnya hasil tanaman itu bisa dipanen. Hasil panen dapat dimanfaatkan untuk keluarga baik dikonsumsi secara langsung maupun dijual yang hasil jualannya akan kembali dimanfaatkan buat berbagai kebutuhan keluarga.

Seorang seniman, entah yang bergerak di seni suara, peran atau apapun namanya, tentu akan berharap kreativitas ciptaannya di dunia seni dapat dinikmati orang yang juga berujung pada pertimbangan pasar alias uang.

See also  Keutamaan Wudhu: Jadi Cahaya Hingga Hapus Dosa

Begitulah seterusnya, seseorang menciptakan sesuatu karena ada harapan nilai manfaat yang dapat diraih. Tetapi berbeda dengan Allah Swt Yang Menghidupkan dan Mematikan, Allah sama sekali tidak membutuhkan sesuatu dari hasil ciptaan-Nya.

Allah karuniakan bermacam-macam nikmat untuk manusia. Udara, air, api, tanah, hewan, tumbuhan dan lainnya yang sangat dibutuhkan manusia, yang kalau dihitung nikmat-nikmat Allah pasti tidak akan mampu dihitung oleh manusia.

Tetapi memang banyak manusia yang tidak mensyukuri limpahan nikmat Allah Swt yang telah diterima. Sekiranya nikmat itu disyukuri dalam arti digunakan sebagaimana mestinya, maka pasti ditambahkan oleh Allah. Dan jika memilih mengingkari alias tidak mendayagunakan sebagaimana fungsnya, niscaya nikmat-nikmat Allah akan berubah fungsi menjadi adzab atau siksa.

Selain nikmat materi seperti udara, air, api, tanah, hewan, tumbuhan dan lainnya, nikamt terbesar adalah akal dan Al-Quran. Dengan penggunaan akal, maka Al-Quran dapat dipahami sebagai karunia atau media untuk berakidah, beribadah-syariah dan berakhlak dengan benar.

Mensyukuri nikmat Allah berupa akal, Al-Quran dan lainnya akan membawa pada jalan keselamatan dunia dan akhirat.

Sebelum ajal (batas waktu beramal) tiba alias tercabutnya ruh dari tubuh, maka masih ada kesempatan untuk memperbaiki diri, menebarkan kebaikan demi kebaikan dan terus memohon ampunan kepada Allah Swt, in sya Allah kita menjadi bagian orang-orang yang bersyukur atas limpahan nikmat Allah Yang Maha Menghidupkan dan Mematikan.  Berbahagialah orang yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah saat dibangkitkan kembali untuk menerima balasan dari Allah.

Posted in Kajian, Opini and tagged , , , .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *