Yang Maha Menghidupkan dan Mematikan Itu Sang Penguasa Sesungguhnya
لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ يُحْيِي وَيُمِيتُ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu (QS. Al-Hadid [57]: 2).
Hamparan langit dan bumi tidak akan selesai kita pandang dengan sekali menatap. Hanya sebagian sangat kecil yang dapat kita lihat. Setiap sesuatu atau tempat ada penguasanya (pemimpinnya).
Betapa sering kita merasa takut terhadap atau kepada sesuatu atau seseorang yang kita anggap berkuasa di suatu tempat. Sejatinya rasa takut mesti kita selaraskan dengan apa yang Allah gariskan. Diantara pengertiannya, kalau kita merasa takut sehingga menyebabkan kita tidak mau melakukan kebaikan dan perbaikan keadaan baik untuk diri kita maupun orang lain karena takut kepada atau terhadap sesuatu yang berkuasa itu, maka ketakutan semodel ini harus dilawan.
Kita simak lanjutan ayat berikutnya, setelah menjelaskan Allah Yang Maha Menghidupkan dan Yang Mematikan sebagai Penguasa, sebagai Raja Diraja Pemiliki kerjaan langit dan bumi.
هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu (QS. Al-Hadid [57]: 3).
Allah adalah Al-Awwal Yang pertama tanpa ada yang mengawali. Tidak ada permulaan-Nya. Keberadaan Allah sebelum segala sesuatu atau seseorang ada. Allah Al-Akhir tanpa ada yang mengakhiri. Allah tanpa batas akhir. Sebab Allah-lah Pencipta dan Pemegang ajal. Alias Pemegeang batas waktu. Abdurrahim Al-Qusyairi dalam At-Tahbir Fit Tadzkir memaknai Al-Akhir, dengan pengertian Yang Tetap ada setelah segala sesuatu berakhir atau musnah.
Masih mengutip Abdurrahim Al-Qusyairi dalam At-Tahbir Fit Tadzkir, beliau menjelaskan bahwa Azh-Zhahir dengan pengertian Yang Nyata dapat dilihat kekuasaan-Nya. Sedangkan Al-Batin dimaknai dengan Yang Batin Yang tidak dapat dilihat Dzat-Nya.
Al-Awwal, Al-Akhir, Azh-Zhahir dan Al-Batin merupakan empat Asmaul Husna (Nama-nama Allah Yang Indah). Keempat Asmaul Husna yang baru disebut sebagai penguat dua Nama Allah sebelumnya yakni Yang Maha Menghidupkan (Al-Muhyi) dan Yang Maha Mematikan (Al-Mumit).
Dengan demikian, tidak perlu ada yang kita takuti selain Allah Swt. Cukup Allah Swt yang kita takuti. Sebab seluruhnya selain Allah adalah makhluk (yang diciptakan) oleh Al-Khaliq (Allah Swt).
Rasa takut hanya kita muarakan kepada Allah. Rasa pasrah hanya kita serahkan kepada Allah. Segalanya kita fokuskan untuk dan menuju Allah Swt. Selain Allah lemah. Selain Allah mempunyai sangat banyak keterbatasan. Selain Allah penuh ketidakberdayaan.
Maka, jangan sampai kita terjebak menganggap apapun dan siapapun sebagai pemilik kekuatan. Jangan sampai kita terseret pada keyakinan menganggap apapun dan siapapun dapat diandalkan untuk mengurusi kebutuhan kita.
Muhammad Rasulullah Saw, Sang utusan Allah itu mengajarkan doa yang beliau baca berulang-ulang menjelang tidur.
حَدَّثَنَا خَلَفُ بْنُ الْوَلِيدِ، حَدَّثَنَا ابْنُ عَيَّاشٍ، عَنْ سُهيل بْنِ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَدْعُو عِنْدَ النَّوْمِ: “اللَّهُمَّ، رب السموات السَّبْعِ، وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، رَبَّنَا وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ، مُنْزِلَ التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْفُرْقَانِ، فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْءٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ، أَنْتَ الْأَوَّلُ لَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الْآخِرُ لَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ لَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الْبَاطِنُ لَيْسَ دُونَكَ شَيْءٌ. اقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ، وَأَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ“
Telah menceritakan kepada kami Khalaf ibnul Walid, telah menceritakan kepada kami Ibnu Iyasy, dari Suhail ibnu Abu Saleh, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw. sering membaca doa ini di saat menjelang tidurnya, yaitu: Ya Allah, Tuhan Yang Menguasai tujuh langit dan Tuhan yang menguasai ‘Arasy yang besar. Ya Tuhan kami, Tuhan segala sesuatu, Yang menurunkan Taurat, Injil, dan Al-Quran, Yang membelah biji dan benih, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Aku berlindung kepada Engkau dari kejahatan segala sesuatu, Engkaulah yang memegang ubun-ubunnya. Engkau adalah Yang Awal, maka tiada sesuatu pun sebelum Engkau. Dan Engkau adalah Yang Akhir, maka tiada sesuatu pun sesudah Engkau. Dan Engkau Yang DZahir, maka tiada sesuatu pun di atas Engkau. Dan Engkau Yang Batin, maka tiada sesuatu pun di balik Engkau. Tunaikanlah dari kami utang-utang kami, dan berilah kami kecukupan dari kefakiran.
Salah satu hikmah dengan seringnya pembacaan doa yang sama menjelang kita tidur sebagaimana Nabi Muhammad telah contohkan di atas, niscaya dapat mempertebal keimanan akan Kekuatan serta Kekuasaan Allah Swt untuk mengabulkan permohonan kita.
Kekuasaan Allah tak terbatas. Kekuasaan Allah meliputi seluruh ruang dan waktu, baik yang terlihat oleh kita maupun yang tak nampak. Kekuasaan Allah meliputi segala dimensi waktu yang sudah, sedang maupun yang belum atau akan kita lalui.
Ketakutan yang harus disadarkan bahwa Penguasa yang sesungguhnya adalah Yang Maha Menghidupkan dan Mematikan, yakni Allah Swt. Allah adalah Al-Khaliq, Sang Pencipta.
Allah-lah Yang Menciptakantakan hal-hal yang kita takutkan itu. Hal-hal yang manusia takutkan baik yang terlihat maupun tidak atau belum terlihat. Hal yang kita takutkan biasanya berkaitan dengan hal-hal yang belum kita alami.
Al-Hadid [57]: 2 seharusnya sudah menjadi suatu prinsip kesadaran bahwa Allah Swt adalah Pemilik Kerajaan yang tampak maupun tak tampak di semua ruang dan waktu. Semua kekuatan, kekuatan, yang seringkali membuat manusia dipenuhi ketakutan tidak lain adalah makhluk (ciptaan) Allah jua.
Jadi, kalau Allah Sang Khaliq, Sang Pencipta menjelaskan kepada kita bahwa Allah adalah Sang Pemilik Kerajaan, sudah saatnya kita jadikan pilihan bahwa rasa takut itu hanya kepada Allah Swt.
Rasa takut yang positif. Takut kalau kita ditinggalkan Allah. Takut kalau kita tidak memperoleh ridha-Nya. Takut kalau kita tidak mendapatkan cinta dan kasih sayang-Nya. Takut kalau kita tidak dapat menunaikan perintah-Nya yang sebenarnya perintah Allah adalah undangan tiket menuju surga. Takut tidak dapat menjauhi laragan-Nya, yang sesungguhnya adalah jalan untuk terhindar dari api neraka.