Masyarakat Kembali Diimbau Pakai Masker, Termasuk Saat di Keramaian

Masyarakat Kembali Diimbau Pakai Masker, Termasuk Saat di Keramaian

Masyarakat kembali diimbau disiplin memakai masker, termasuk saat di tengah keramaian atau kerumunan. Dengan demikian, pengunjung Masjid Raya Al Jabbar pun diharapkan mengenakan masker.

Imbauan disipin pemakaian masker ini kembali disampaikan pemerintah sebagai bentuk kewaspadaan di tengah kenaikan kasus COVID-19 yang disebabkan varian baru COVID-19.

Menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, masyarakat diimbau kembali aktif memakai masker, terutama untuk orang yang sedang sakit influenza, orang yang kontak erat dengan orang yang sedang sakit, dan apa bila berada di keramaian dan kerumunan.

“Tidak lupa jaga kesehatan untuk mencegah kasus kembali naik,” katanya, Kamis (27/4/2023).

Ia juga mengingatkan masyarakat jalani pola hidup sehat dan ikuti program vaksinasi COVID-19 sebagai cara efektif mencegah lonjakan kasus COVID-19. “Terutama pada golongan lanjut usia, diharapkan peningkatan kasus bisa dicegah,” ujar dia.

Syahril menuturkan, subvariant Arcturus atau XBB 1.16 yang sangat menular jadi pemicu kenaikan COVID-19 dalam beberapa pekan terakhir di Indonesia. Adapun gejala dari subvariant Arcturus antara lain mata merah atau muncul belek pada anak-anak, demam atau menggigil, batuk, sesak nafas dan kesulitan bernafas.

Selain itu, kelelahan, nyeri otot atau tubuh, sakit kepala, kehilarangan rasa atau bau, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, mual atau muntah dan diare. “Kita wajib menjaga kelompol lanjut usia sebagai kelompok yang rentan tertular dan masuk rumah sakit,” kata dia.

Syahril menuturkan, subvariant Arcturus banyak ditemukan di India. Jika dilihat dari perjalanan kasus COVID-19, Indonesia selalu mengikuti pola yang terjadi di India. India saat ini alami lonjakan kasus COVID-19 hingga 20 persen dalam sehari. Jumlah kasus menembus lebih dari 12.500 pasien per hari.

“Sejarah juga menunjukkan di Indonesia kasus COVID-19 melonjak bukan karena perjalanan dan hari libur tapi karena adanya varian baru. Untuk itu masyarakat jangan lengah, ayo kita pakai masker lagi dan hidup sehat,” tutur dia.

Sebelumnya, kasus Covid-19 di Indonesia meningkat menjelang hari raya Idul Fitri 1444 H. Per Selasa (18/4/2023) kemarin, terjadi penambahan 1.343 kasus positif.

Padahal, pada Senin (17/4/2023), kasus terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah sebanyak 725.

Dari jumlah peningkatan kasus tersebut, DKI Jakarta menjadi provinsi yang menyumbang kasus terbanyak dengan total 543. Disusul oleh Jawa Barat dengan total 235 kasus dan Jawa Timur dengan total 183 kasus.

Terkait hal itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengimbau warga untuk selalu disiplin menggunakan masker untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 di periode hari raya. Penggunaan masker ini diharapkan dilakukan bagi warga yang sedang sakit atau di situasi ramai seperti perjalanan mudik.

“Disiplin bermasker terutama saat sedang sakit atau tidak enak badan, bertemu orang sakit, dan di transportasi umum atau perjalanan mudik,” kata Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta, dr Ngabila Salama, Rabu (19/4/2023).

Selain itu, Ngabila juga mengimbau warga Jakarta untuk selalu menjaga stamina dengan makan dan istirahat yang cukup.

“Menjaga stamina baik dengan makan, tidur, istirahat cukup, jangan kecapekan, dan tidak stress,” tambah Ngabila.

Lalu, dia meminta warga yang memiliki penyakit komorbid untuk selalu membawa obat-obatan, khususnya saat melakukan mudik.

“Untuk yang memiliki penyakit komorbid, terus dibawa obatnya terutama saat mudik. Pastikan jumlahnya cukup dan tidak habis selama mudik. Obat diminum teratur,” ujar Ngabila.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memastikan situasi kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Lebaran 2023 masih terkendali, meskipun subvarian Omicron BA.1.16 atau Arcturus telah terdeteksi di Tanah Air.

“Arcturus sudah sekitar tiga pekan masuk (Indonesia) dan sekarang menyebar, dan (kasus Covid-19) akan naik,” kata Budi di Jakarta, Selasa (18/4).

Budi mengatakan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan ambang batas level 1 jumlah kasus Covid-19 maksimal 8.000 per hari. Sementara kondisi saat ini, penambahan kasus Covid-19 baru 1.300.

“Kalau di Indonesia masih di bawah angka 8.000 kasus, itu masih masuk batas amannya WHO,” katanya. (L6)

Posted in Berita and tagged , , .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *