
Ustadz Taufik (kanan) didamping Ustadz Muhammad Irfan (DKM Al Jabbar) pada Kajian Ahad (Jihad) 12 Oktober 2025. (Foto: Cantika Sari)
Iman dan ihsan pondasi kehidupan. Muslim sejati harus mampu merelakan ego karena Islam bukan hanya sekumpulan aturan, melainkan juga sistem hidup yang telah diatur sedemikian rupa demi kebaikan manusia.
Demikian dikemukakan dosen agama Islam Institut Teknologi Bandung (ITB) Ustadz Muhamad Taufik, S.Pd., M.Ag pada Kajian Ahad (Jihad) di Masjid Raya Al Jabbar, Ahad (12/10/2025). Kajian yang dihadiri puluhan jamaah ini membahas mengenai bagaimana cara manusia menjalani kehidupan.
“Kita harus mampu menghadirkan rasa cinta dalam setiap ibadah yang kita lakukan. Jika dalam ibadah sudah ada rasa cinta, maka akan menghadirkan rasa candu yang memiliki zat adiktif sehingga kita nyaman untuk beribadah kepada-Nya,” ujar Ustadz Taufik.
Lebih lanjut dosen muda ITB tersebut mengatakan, dalam hidup kita memiliki tiga jalan menuju ridho Allah SWT. Tiga jalan tersebut, pertama, jalan lahiriyah. Ada ibadah sebagai “transportasi” di jalur tersebut. Kedua, ada jalur akal sehingga kita menjadi belajar, serta di jalur ketiga, yaitu hati, ada ilmu tasawuf sebagai media menuju ridho-Nya.
“Iman dan Ihsan ini luas sekali, mencakup berbagai sisi kehidupan. Salah satu yang saya soroti adalah kehidupan mahasiswa yang ujian terbesarnya berada di kampus,” ujarnya.
Ustadz Taufik mengatakan, mahasiswa sering sekali terjebak dalam pergaulan bebas. Cara yang dapat digunakan para mahasiswa untuk menghindari hal tersebut adalah dengan cara sabar dan shalat yang khusyuk.
“Sabar yang terus diupayakan, dan terus berusaha khusyuk saat sholat agar pikiran kita jernih dan timbul sebuah solusi. Karena tidak menutup kemungkinan, lingkungan agamis di kampus itu bisa terjebak pergaulan bebas, sehingga penting sekali bagi para mahasiswa untuk terus meminta perlindungan kepada Allah SWT agar terhindar dari pergaulan bebas,” tambah Ustadz Taufik. (Cantika Sari/KPI UIN Bandung)