Ceramah Dzuhur: Empat Pilar Takwa Menurut Ali Bin Abi Thalib

 

Feisal Karta Permana

Ustadz Feisal Karta Permana

Tidak ada bekal terbaik dalam menjalani kehidupan dunia maupun kehidupan kekal di akhirat selain bekal takwa. Allah SWT menegaskan sebaik-baiknya perbekalan bagi seorang hamba adalah takwa. Bukan harta, bukan jabatan, bukan pula kedudukan, tetapi takwa yang menjadi bekal paling berharga.

Demikian dikemukakan Ustadz H. Faisal Karta Permana, S.Pd (Sekretaris PD Muhammadiyah Kab. Bandung) dalam Ceramah Dzuhur di Masjid Raya Al Jabbar, Kamis, 4 Desember 2025.

“Takwa harus menjadi pakaian yang melekat pada diri seorang mukmin, kapan pun dan di mana pun berada. Sebab dengan takwa, Allah menjanjikan berbagai kemuliaan,” katanya.

“Jika penduduk bumi beriman dan bertakwa, Allah akan menurunkan keberkahan dari langit dan mengeluarkan keberkahan dari bumi bagi mereka. Allah juga berjanji memberi jalan keluar dan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka bagi siapa pun yang bertakwa.”

Dalam ceramahnya, dijelaskan pula empat pilar takwa menurut Imam Ali bin Abi Thalib r.a., yaitu:

1. Al-Khawf Minal Jalil – Rasa takut kepada Allah Yang Maha Agung.

Seorang yang bertakwa akan selalu merasa diawasi oleh Allah dalam setiap keadaan. Kesadaran itu membuatnya berhati-hati dalam perkataan, perbuatan, dan sikap.

2. Al-‘Amal Bit Tanzil – Beramal sesuai petunjuk Allah.

Orang bertakwa akan beribadah dan beramal sesuai Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah Saw. Mereka tidak menambah-nambah atau mengurangi ajaran yang telah dicontohkan Nabi Muhammad Saw.

3. Al-Qanā’ah Bir Ridhā bil Qalīl – Merasa cukup dan ridha atas segala pemberian Allah.

Seorang mukmin yang bertakwa selalu merasa cukup meski diberi sedikit. Ia tetap bersyukur, apalagi dapat hidup dalam keadaan aman, berbeda dengan saudara-saudara muslim di daerah lain yang sedang diuji dengan musibah.

4. Al-Isti‘dādu li Yawmir Rahil – Bersiap diri menghadapi kematian dan kembali kepada Allah.

Kematian adalah kepastian. Maka, orang bertakwa senantiasa memperbanyak amalan sebagai perbekalan menuju akhirat. Nomor kematian bukan urutan, tetapi ketetapan Allah yang bisa datang kapan saja.

“Empat pilar ini menjadi pengingat bahwa bekal terbaik untuk menghadapi kematian dan kembali menghadap Allah tidak lain adalah takwa,” tegas Ustadz Faisal.

Mengakhiri penyampaiannya, ia berharap agar nasihat singkat ini dapat bermanfaat dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Ia menegaskan bahwa segala kebenaran datang dari Allah SWT, sedangkan kekhilafan berasal dari diri manusia yang lemah di hadapan-Nya. (Shofie Fahhama Nisa/KPI UMB)

Posted in Berita, Ceramah and tagged , , , .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *