Bulan Rabiul Akhir, juga dikenal sebagai Rabi’ Al-Tsani, adalah bulan keempat dalam kalender Hijriyah. Seperti bulan-bulan lainnya dalam kalender Islam, Rabiul Akhir memiliki makna sejarah dan keagamaan yang mendalam bagi umat Islam.
Di artikel ini, kita akan mengupas lebih dalam tentang sejarah, keutamaan, serta bagaimana umat Islam merayakan bulan ini.
Sejarah dan Asal Usul Bulan Rabiul Akhir
Kalender Islam menggunakan kalender lunar (berdasarkan peredaran bulan), dan setiap bulan memiliki durasi antara 29 hingga 30 hari. Nama “Rabiul Akhir” berasal dari bahasa Arab yang berarti “Musim Semi Terakhir.” Hal ini mencerminkan waktu ketika bulan ini pertama kali diberi nama, karena sesuai dengan musim semi dalam penanggalan Arab.
Dikutip dari laman Kemenag, pada zaman Jahiliyah, bulan Rabiul Akhir ini disebut dengan bulan Wubshan atau Wabshan. Bulan Rabiul Awwal disebut dengan bulan Khawwan atau Khuwwan. Sedangkan bulan Jumadil Ula disebut dengan al-Hanin. (Abu Bakar Muhammad, Jamhartul Lughah, [Beirut: Darul ‘Ilmi] 1987, jilid 3, hal. 1311).
Yang pertama memberi nama bulan Rabiul Akhir menurut satu pendapat adalah buyut kelima Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yakni Kilab bin Murrah. Penamaan itu tidak terlepas dari peristiwa alam musim rabi’ atau musim semi yang terjadi di Jazirah Arab. Pada musim itu rerumputan menghijau, tanaman tumbuh subur, dan pepohonan banyak yang berbuah.
Secara sejarah, tidak ada peristiwa besar dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW yang secara khusus terkait dengan bulan Rabiul Akhir. Namun, bulan ini tetap menjadi bagian penting dari penanggalan Islam karena kaitannya dengan sejarah umat Islam secara keseluruhan.
Keutamaan Bulan Rabiul Akhir
Meskipun tidak ada keutamaan khusus yang secara langsung disebutkan dalam Al-Quran atau Hadis yang berkaitan dengan bulan Rabiul Akhir, bulan ini tetap menjadi waktu yang penting bagi refleksi dan ibadah.
Umat Islam dianjurkan untuk tetap meningkatkan amal ibadah dan memperbanyak doa, seperti halnya di bulan-bulan lainnya.
Beberapa amalan yang dianjurkan selama bulan Rabiul Akhir meliputi:
1. Shalat Sunnah dan Wajib
Seperti biasa, menjaga shalat lima waktu secara konsisten dan menambahkan shalat sunnah sangat dianjurkan di bulan ini.
2. Sedekah
Beramal dan berbagi dengan sesama, terutama kepada fakir miskin, adalah perbuatan yang sangat dianjurkan dalam Islam, baik di bulan Rabiul Akhir maupun di bulan lainnya.
3. Zikir dan Doa
Memperbanyak zikir dan doa juga menjadi amalan penting. Umat Islam dianjurkan untuk selalu memohon ampunan dan kebaikan kepada Allah SWT.
Peristiwa Penting di Bulan Rabiul Akhir
Walaupun Rabiul Akhir bukan bulan yang penuh peristiwa besar seperti Muharram atau Ramadhan, beberapa kejadian penting yang terjadi dalam sejarah Islam berhubungan dengan bulan ini, antara lain:
1. Turunnya Surah Al Hasyr
Surah Al-Hasyr adalah salah satu surah dalam Al-Qur’an yang turun pada bulan Rabiul Akhir, bertepatan dengan masa-masa akhir pertempuran melawan kaum Yahudi Bani Nadhir di Madinah. Surah ini terdiri dari 24 ayat yang menyoroti keutamaan kebersamaan umat Islam dan perintah untuk menjaga persatuan.
Turunnya surat tersebut dilatarbelakangi oleh upaya pembunuhan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang dilakukan oleh kaum Yahudi bani Nadhir. Merekalah kaum yang pertama dikumpulkan dan diusir dari Madinah.
Demikian sebagaimana yang disebutkan dalam salah satu ayatnya, “Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran yang pertama,” (QS al-Hasyr [59]: 2); “Dan jika tidak karena Allah telah menetapkan pengusiran terhadap mereka, benar-benar Allah mengazab mereka di dunia. Dan bagi mereka di akhirat azab neraka”, (QS al-Hasyr [59]: 3). (Abu Muhammad ‘Ali, Jawami’ al-Sirah [Kairo-Mesir: Darul Ma ‘arif], 1900, jilid 1, hal. 145).
2. Umar bin Khattab Menjadi Khalifah Kedua
Peristiwa ini terjadi pada bulan Rabiul Akhir tahun 13 Hijriah, setelah wafatnya Khalifah pertama, Abu Bakar Ash-Shiddiq. Umar bin Khattab diangkat sebagai khalifah kedua yang melanjutkan kepemimpinan kaum Muslimin. Meskipun tanggal spesifiknya tidak disebutkan dalam banyak riwayat, penunjukannya terjadi di awal bulan Rabiul Akhir, menjadikannya titik awal periode reformasi besar dalam sejarah Islam.
3. Pasukan Ali bin Abi Thalib Menghancurkan Patung
Peristiwa ini terjadi pada bulan Rabiul Akhir, saat Ali bin Abi Thalib RA diutus oleh Rasulullah SAW untuk menghancurkan patung-patung berhala yang masih ada di sekitar Mekah dan Taif. Pada waktu itu, Islam sudah semakin kuat, dan pembersihan patung ini menjadi simbol penghancuran sisa-sisa paganisme di Jazirah Arab. Tanggal spesifik tidak tercatat, tetapi umumnya disebutkan pada pertengahan bulan Rabiul Akhir tahun ke-9 Hijriah.
4. Perang Bahran
Perang Bahran adalah pertempuran yang terjadi di wilayah Bahran, sebuah daerah yang dekat dengan Bahrain saat ini. Peristiwa ini berlangsung pada Rabiul Akhir tahun 3 Hijriah.
Dalam perang ini, pasukan Muslim dipimpin oleh Rasulullah SAW dan berhadapan dengan kelompok pemberontak dari suku-suku yang masih menentang Islam di wilayah tersebut. Tidak ada korban besar di pihak Muslim, tetapi peristiwa ini menunjukkan keberhasilan strategi militer Muslim.
5. Perang Jamal
Perang Jamal, atau dikenal sebagai Perang Unta, terjadi pada 9 Rabiul Akhir tahun 36 Hijriah (4 November 656 Masehi). Ini adalah pertempuran besar antara pasukan Ali bin Abi Thalib melawan pasukan yang dipimpin oleh Aisyah, Thalhah, dan Zubair. Perang ini dinamakan “Jamal” (unta) karena Aisyah berada di atas unta saat pertempuran berlangsung. Perang Jamal adalah salah satu peristiwa yang menandai awal fitnah besar dalam sejarah Islam dan konflik pertama di antara kaum Muslimin.
6. Pengepungan Damsyik (Damaskus)
Pengepungan Damsyik terjadi pada bulan Rabiul Akhir tahun 14 Hijriah, saat pasukan Muslimin yang dipimpin oleh Khalid bin Walid dan Abu Ubaidah bin Jarrah mengepung kota Damaskus (Damsyik) di Suriah. Pengepungan ini berlangsung selama beberapa bulan dan berakhir dengan penaklukan kota tersebut pada bulan Rabiul Akhir. Damsyik kemudian menjadi pusat pemerintahan penting dalam kekhalifahan Islam.
7. Perang Al-Ghabah
Dikenal sebagai Perang Dzi Qarad, adalah salah satu pertempuran kecil yang terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini berlangsung pada bulan Rabiul Akhir tahun 6 Hijriah.
Perang ini terjadi setelah sekelompok orang dari suku Ghatafan, dipimpin oleh Uyainah bin Hisn, menyerang dan merampok hewan ternak milik kaum Muslimin yang digembalakan oleh seorang sahabat Nabi bernama Salamah bin Al-Akwa’ RA. Saat itu, para perampok berhasil membawa sejumlah unta, sementara penggembala dan beberapa sahabat yang bertugas menjaga ternak berhasil meloloskan diri.
Mendengar kabar serangan tersebut, Nabi Muhammad SAW segera mengirim pasukan kecil untuk mengejar para penyerang. Perang ini dikenal dengan nama “Perang Al-Ghabah” karena berlangsung di daerah bernama Al-Ghabah, yang terletak sekitar 8 mil dari Madinah. Dalam pertempuran ini, kaum Muslim berhasil mengejar dan memukul mundur suku Ghatafan, serta merebut kembali ternak yang mereka rampas.
8. Wafatnya Abdul Qadir Al-Jailani
Salah satu peristiwa penting yang terjadi di bulan Rabiul Akhir adalah wafatnya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, seorang ulama besar yang sangat dihormati dalam tradisi tasawuf. Banyak pengikutnya yang memperingati wafatnya pada tanggal 11 Rabiul Akhir setiap tahun.
9. Perang al-Buwayb
Perang ini terjadi pada bulan Rabiul Akhir pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab. Dalam peperangan ini, pasukan Muslim berhasil mengalahkan Kekaisaran Persia di bawah pimpinan Muthanna bin Haritha.
Amalan di Bulan Rabiul Akhir
Walaupun tidak ada ibadah khusus yang hanya dilakukan di bulan ini, memperbanyak ibadah sunnah seperti shalat dhuha, shalat tahajud, serta memperbanyak membaca Al-Quran tetap dianjurkan untuk menjaga kedekatan dengan Allah SWT.
Bulan Rabiul Akhir memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk melanjutkan ibadah dan amal baik mereka. Meskipun tidak ada peristiwa besar dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW yang dikaitkan dengan bulan ini, amalan kebaikan tetap menjadi fokus utama dalam bulan ini. Bagi umat Islam, setiap bulan Hijriyah, termasuk Rabiul Akhir, merupakan waktu yang berharga untuk meningkatkan iman dan taqwa.
Dengan memahami makna dan keutamaan bulan Rabiul Akhir, semoga kita semua dapat memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas ibadah dan amal kita. (Dari berbagai sumber).