Sekitar 70.000 jamaah memadati Masjid Raya Al Jabbar, Bandung, Minggu (14/12/2025), untuk mengikuti kajian MT Irhamna bersama Umma Ilmia Amalia. Kajian yang berlangsung khidmat ini mengangkat tema “Melepaskan Masa Lalu, Menata Masa Depan.”
Dalam pemaparannya, Umma Ilmia Amalia menekankan pentingnya melepaskan keterikatan pada luka masa lalu dengan mengambil hikmah dari setiap ujian. Ia menjelaskan bahwa luka yang tidak diambil maknanya justru akan terus diingat dan berpotensi menghadirkan pola masalah yang sama di masa depan.
“Jangan marah ketika diuji, tetapi takutlah ketika ada masalah dan kita tidak kembali meminta pertolongan kepada Allah,” ujarnya di hadapan jamaah.
Ia juga mengajak jamaah melakukan reframing, yakni mengubah sudut pandang dari yang melemahkan menjadi menguatkan. Menurutnya, cara berpikir sangat menentukan bagaimana seseorang merespons ujian hidup. “ما في قلبي غير الله — tidak ada di dalam hatiku selain Allah,” tuturnya, menegaskan pentingnya tauhid dalam proses penyembuhan diri.
Selain itu, Umma Ilmia mengingatkan agar jamaah mengendalikan hal-hal yang bisa dikendalikan, seperti pikiran dan tubuh, serta berhenti berharap berlebihan kepada manusia. Ia menekankan bahwa rasa takut seharusnya hanya ditujukan kepada Allah SWT, bukan kepada sesama manusia.
Lingkungan yang bersifat toxic, lanjutnya, perlu ditinggalkan demi menjaga kesehatan iman dan mental.
Dalam kajian tersebut juga dibahas konsep mind and body memory, bahwa pikiran dan tubuh menyimpan memori dari pengalaman hidup. Ia mendorong jamaah untuk menyayangi diri sendiri, memaafkan orang lain, serta menjaga asupan makanan yang sehat karena kondisi fisik turut memengaruhi kestabilan emosi dan pikiran.
Lebih lanjut, Umma Ilmia menegaskan, terjebak dalam luka masa lalu bukanlah sebuah kelemahan. Proses sembuh, menurutnya, dimulai dengan menerima dan melepaskan, serta menyadari bahwa tidak ada kepemilikan yang benar-benar mutlak selain milik Allah SWT. Ia mengajak jamaah untuk menghadapi ketakutan, bukan menghindarinya, dan kembali kepada fitrah ketika ujian datang.
Kajian yang menjadi bagian dari rangkaian MT Irhamna ini ditutup dengan pesan reflektif agar jamaah menata hati, melepaskan kontrol atas hal-hal yang tidak dapat dikuasai, serta menyerahkan seluruh kehendak kepada Allah SWT.
Jamaah tampak antusias dan khusyuk mengikuti kajian hingga akhir, menjadikan kegiatan ini sebagai salah satu kajian akbar dengan jumlah peserta terbesar di Masjid Al-Jabbar sepanjang tahun 2025. (Melin Nur Salamah/KPI UIN Bandung)