Saba adalah sebuah kerajaan kuno yang terletak di wilayah Yaman saat ini. Al-Qur’an menggambarkan kehancuran negeri Saba’ oleh perpecahan, permusuhan, dan kemusyrikan di tengah masyarakatnya. Suatu negeri yang awalnya dilukiskan sebagai negeri sejahtera akhirnya luluh lantak karena penduduknya tidak bersyukur.
Kisah Negeri Saba’ dalam Al-Quran memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya bersyukur atas nikmat Allah dan akibat buruk dari kesombongan dan pengingkaran terhadap-Nya. Negeri Saba’ yang makmur dan subur hancur karena penduduknya tidak mensyukuri nikmat tersebut dan bahkan menyombongkan diri. Kisah ini menjadi peringatan bagi kita semua untuk selalu mengingat Allah, mensyukuri nikmat-Nya, dan menjauhi kesombongan serta kemaksiatan.
لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ ۖ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ ۖ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ ۚ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ ﴿١٥﴾ فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنَاهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَيْءٍ مِنْ سِدْرٍ قَلِيلٍ ﴿١٦﴾ذَٰلِكَ جَزَيْنَاهُمْ بِمَا كَفَرُوا ۖ وَهَلْ نُجَازِي إِلَّا الْكَفُورَ
“Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Allah) di tempat kediaman mereka, yaitu: dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan), ‘Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Rabbmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya!’ (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Rabbmu) adalah Rabb Yang Maha Pengampun. Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar. Dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon atsl dan sedikit dari pohon sidr. Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan adzab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir.” (QS Saba’/34:15-17)
Berikut adalah beberapa pelajaran yang bisa diambil dari kisah Negeri Saba’:
Syukur adalah Kunci Keberkahan
Negeri Saba’ awalnya dikenal dengan kesuburan dan kemakmurannya. Namun, ketika penduduknya mulai kufur dan tidak mensyukuri nikmat tersebut, Allah SWT mencabut keberkahan itu. Hal ini mengajarkan kita bahwa syukur adalah kunci keberkahan dalam hidup, sementara kufur akan mendatangkan azab.
Kekayaan Duniawi Hanya Sementara
Kekayaan dan kemakmuran materi tidak menjamin kebahagiaan abadi. Kisah Saba’ menunjukkan bahwa negeri yang makmur pun bisa hancur akibat dosa dan kesalahan penduduknya. Iman dan amal saleh, serta kesadaran untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah, jauh lebih penting daripada kekayaan dunia.
Jangan Sombong dan Ingkar Nikmat
Kesombongan dan pengingkaran terhadap nikmat Allah adalah dosa besar. Negeri Saba’ hancur karena penduduknya menyombongkan diri atas kekayaan dan kemakmuran mereka, serta tidak mau bersyukur kepada Allah. Kita harus belajar untuk selalu rendah hati dan bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan.
Pentingnya Menjaga Alam
Negeri Saba’ yang subur menjadi tandus karena kerusakan alam yang disebabkan oleh penduduknya. Hal ini menjadi pengingat bagi kita untuk selalu menjaga kelestarian alam dan lingkungan sekitar. Kerusakan alam yang kita lakukan, seperti penebangan hutan secara liar dan pencemaran lingkungan, dapat mendatangkan bencana bagi diri sendiri dan generasi mendatang.
Kisah Saba’ sebagai Peringatan
Kisah Saba’ diabadikan dalam Al-Quran sebagai pelajaran bagi umat manusia. Kita harus mengambil hikmah dari kisah ini dan menjadikannya sebagai pengingat untuk selalu bersyukur, menjauhi kesombongan, dan menjaga alam.
Dengan memahami dan mengambil pelajaran dari kisah Negeri Saba’, kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik, senantiasa bersyukur atas nikmat Allah, dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan yang dapat mendatangkan azab.
Video Ceramah Pelajaran dari Negeri Saba