Syarat utama agar ibadah diterima oleh Allah SWT adalah ikhlas, lalu ittiba’ (mengikuti ajaran Rasulullah Saw) dan tentu harus berlandaskan iman. Ikhlas berarti melakukan ibadah semata-mata karena Allah, tanpa mengharapkan pujian atau imbalan dari manusia. Ittiba’ berarti ibadah yang dilakukan sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad Saw.
1. Ikhlas
Ikhlas merupakan syarat mutlak agar ibadah diterima. Allah SWT berfirman:
وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS Al-Bayyinah:5)
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya“.” (QS. Al Kahfi: 110)
Niat yang ikhlas adalah niat yang murni karena Allah, tanpa ada unsur riya’ (pamer), sum’ah (ingin didengar orang), atau tujuan duniawi lainnya. Contohnya, ketika bersedekah, niatnya harus semata-mata karena Allah, bukan untuk mendapatkan pujian dari orang lain atau mencari keuntungan duniawi.
2. Ittiba’
Ibadah harus dilakukan sesuai dengan cara yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw. Ini berarti ibadah harus sesuai dengan sunnah Rasulullah, baik dalam tata cara maupun pelaksanaannya.
Contohnya, shalat harus dilakukan sesuai dengan tata cara yang dicontohkan oleh Nabi, mulai dari gerakan hingga bacaannya.
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR Muslim)
3. Iman
Iman kepada Allah dan Rasul-Nya adalah dasar diterimanya ibadah. Seseorang harus yakin bahwa ibadah yang dilakukannya adalah perintah atau anjuran dari Allah dan Rasul-Nya. Jika tidak ada perintah atau anjuran, maka ibadah tersebut tidak akan diterima.
firman Allâh Azza wa Jalla :
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS An-Nahl/16: 97)
Demikian syarat utama amal ibadah diterima Allah SWT. Dengan memenuhi ketiga syarat utama ini (ikhlas, ittiba’, dan iman), ibadah yang dilakukan seorang muslim akan lebih bernilai di sisi Allah SWT dan berpotensi untuk diterima.
Video Ceramah tentang Syarat Ibadah Diterima oleh Allah SWT