6 Hal yang Menghapus Pahala Amal Ibadah

KH. Efendi Rahmat, M.AgKhotib Jumat Masjid Raya Al Jabbar, KH. Efendi Rahmat, M.Ag dari Kemenag Jabar, dalam khotbah Jumat (14/11/2025) menyampaikan pesan mendalam mengenai pentingnya menjaga kualitas ibadah dan menghindari perilaku yang dapat merusak pahala amal saleh.

Dalam khotbah bertajuk “6 Perusak Amal Ibadah”, KH. Efendi menekankan setiap ibadah —mulai dari salat, puasa, zakat, hingga haji— harus didasari oleh keikhlasan semata-mata mengharap rida Allah SWT.

“Ikhlas itu artinya membersihkan amal-amal kita dari noda-noda riya. Jika amal ingin bernilai di hadapan Allah, maka yang utama dan terutama niatkan karena Allah,” ujar KH. Efendi.

Ia mengingatkan,  amal yang sudah dilakukan bisa menjadi sia-sia, bahkan terhapus (tuhbitul a’mal), jika seorang muslim melakukan enam perkara. Mengutip hadis riwayat Imam Ad-Dailami, khatib menguraikan enam perusak amal tersebut.

Bahaya Ghibah dan Hati yang Keras

Poin pertama yang disoroti secara tajam oleh KH. Efendi adalah Al-Istighalu bi ‘uyubil khalqi atau sibuk dengan aib orang lain. Beliau mengibaratkan orang yang gemar berghibah seperti peribahasa “gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan tampak”.

“Manusia memang lebih pintar melihat aib orang lain daripada aib sendiri. Padahal, membicarakan kejelekan orang lain sama menjijikkannya dengan memakan bangkai saudara sendiri,” tegasnya.

Faktor kedua yang merusak amal adalah Qaswatul qalbi atau keras hati. Khatib menjelaskan bahwa hati yang mati tidak akan bisa menerima kebenaran. Oleh karena itu, ia mengajak jemaah untuk terus berdoa agar hati selalu ditetapkan dalam agama Allah.

Filosofi “Merasa Dititipi”

Poin ketiga yang menjadi perhatian utama adalah hubbud dunya atau terlalu mencintai dunia. Dalam penjelasannya, KH. Efendi mengutip nasihat bijak dari KH. Mustofa Bisri (Gus Mus) mengenai cara memandang harta dan jabatan.

“Jangan pernah kita merasa memiliki, tapi hendaklah kita merasa dititipi. Jika merasa memiliki, saat hilang kita akan stres dan sakit. Tapi jika merasa dititipi, saat diambil oleh Allah tidak akan jadi masalah, karena memang hanya titipan,” jelas KH. Efendi.

Beliau juga menyinggung penyakit wahan, yakni kondisi di mana seseorang sangat mencintai dunia hingga takut akan kematian.

Selain tiga poin di atas, khatib juga menyebutkan tiga perusak amal lainnya, yaitu Qillatul haya’ (sedikit rasa malu), Tulul amal (panjang angan-angan), dan Zalimun la yantahi (kezaliman yang tidak henti-hentinya).

Menutup khotbahnya, KH. Efendi Rahmat mengajak seluruh jemaah Masjid Raya Al Jabbar untuk bermuhasabah dan berdoa agar dijauhkan dari keenam sifat tercela tersebut. (Izudin Al-Mukhtar/KPI UMB)

Video 6 Perusak Amal Ibadah | Khotbah Jumat KH. Efendi Rahmat, M.Ag

Posted in Kajian and tagged , , .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *