Kajian Ustadzah Liza Azizah: Merdeka dari Penjajahan Hawa Nafsu

Merdeka dari Penjajahan Hawa Nafsu

Kemerdekaan sering kali dipahami hanya sebagai terbebas dari belenggu penjajahan bangsa lain. Padahal, ada penjajahan yang jauh lebih halus namun mematikan: hawa nafsu. Ia bisa mengikat hati, melemahkan iman, dan menyeret manusia pada perbudakan dunia. Betapa banyak orang yang merasa “bebas” secara fisik, namun hatinya terpenjara oleh ambisi, amarah, iri, dan cinta dunia.

Inilah yang menjadi pesan utama dalam kajian rutin Majelis Taklim Insan Kamil yang diselenggarakan di Masjid Raya Al Jabbar, Ahad  (10/8/2025). Suasana masjid yang megah semakin hangat dengan kehadiran jamaah dari berbagai daerah.

Acara kajian rutin bulanan tiap minggu kedua ini diawali dengan penampilan anak-anak yatim yang membacakan Asmaul Husna dengan penuh penghayatan. Suara merdu dan lantunan penuh ketulusan ini menghadirkan rasa haru dan mengingatkan jamaah akan kebesaran Allah Swt.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan kajian inti oleh Ustadzah Liza Azizah, yang mengangkat tema “Merdeka dari Hawa Nafsu”. Ustadzah Liza Azizah mengawali ceramahnya dengan mengingatkan pentingnya bersyukur atas nikmat kemerdekaan. Allah SWT berfirman:

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan mengingatmu. Dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat-Ku).” (QS Al-Baqarah: 152)

Syukur atas kemerdekaan bukan hanya dengan perayaan, tetapi dengan menjaga iman, persatuan, dan semangat menegakkan kebenaran.

Ringkasan Isi Ceramah:

1. Makna Merdeka dalam Islam

Kemerdekaan hakiki adalah terbebas dari perbudakan hawa nafsu dan tunduk sepenuhnya kepada Allah SWT.

وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا

“Demi jiwa serta penyempurnaan ciptaannya.” (QS. Asy-Syams: 7)

فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا

“Maka Dia mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.” (QS. Asy-Syams: 8)

Ayat ini menegaskan bahwa setiap manusia diberi potensi untuk taat maupun durhaka, dan kemerdekaan sejati adalah memilih jalan takwa.

2. Bahaya Hawa Nafsu

Hawa nafsu dapat membuat seseorang lalai dari ibadah, mudah marah, iri, dan tamak. Iblis menjadikan hawa nafsu sebagai pintu utama untuk menjerumuskan manusia.

3. Cara Membebaskan Diri dari Hawa Nafsu

Perkuat iman dengan dzikir dan tilawah Al-Qur’an. Puasa sebagai latihan menahan diri. Berkumpul dengan orang shalih agar lingkungan menuntun pada kebaikan.

Muhasabah harian untuk menilai apakah hari ini lebih baik dari kemarin.

4. Contoh dari Rasulullah Saw

Rasulullah Saw adalah teladan tertinggi dalam mengendalikan hawa nafsu, bahkan saat mendapat kesempatan membalas musuh, beliau memilih memaafkan.

Menutup kajiannya, Ustadzah Liza Azizah mengajak seluruh jamaah untuk tidak hanya memerdekakan diri dari penjajahan luar, tetapi juga dari penjajahan batin.

“Jika hati kita merdeka dari nafsu, maka hidup akan ringan, ibadah terasa manis, dan langkah menuju surga menjadi lebih mudah,” katanya.

Acara ditutup dengan doa bersama, memohon kepada Allah agar diberi kekuatan untuk melawan hawa nafsu, istiqamah di jalan-Nya, dan menjaga kemerdekaan negeri dengan iman dan takwa. (MG/IAIPI)

Ceramah Ustadzah Liza Azizah di Masjid Raya Al Jabbar

Posted in Ceramah, Kajian and tagged , , , , .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *